Bocor, Isi Pesan Whatsapp Wali Kelas 7 SMPN 2 Pagaden dengan Orangtua Siswa di Group Whatsapp Wali Murid, Wow Ada Apa Ya?
-->

Advertisement Adsense

Bocor, Isi Pesan Whatsapp Wali Kelas 7 SMPN 2 Pagaden dengan Orangtua Siswa di Group Whatsapp Wali Murid, Wow Ada Apa Ya?

60 MENIT
Jumat, 10 Januari 2025

Tampak depan kampus SMPN 2 Pagaden Kabupaten Subang (ridho)


60MENIT.co.id, Subang | Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Pagaden baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan oleh orangtua siswa lantaran diduga melakukan Pungutan Liar (Pungli) dengan embel-embel sumbangan yang nantinya akan di gunakan untuk perbaikan tembok parkiran yang roboh.


Mulanya, sang wali kelas membuka obrolan di group whatsapp yang di namai Wali Murid Kelas 7 dengan maksud untuk mengingatkan kepada para orangtua siswa agar tidak lupa dengan komitmen yang sudah disepakati bersama dalam hasil rapat antara pihak komite dengan para orangtua siswa perihal sumbangan.


"Assalamualaikum, punten Bpk, ibu wali kls, untuk mengingatkan kembali kpd ortu siswa, hasil rapat ortu dgn komite, perkawis sumbangan, hatur nuhun dengan disertai emoticon salam santun," ujar si Wali Kelas dengan menggunakan bahasa sunda. 


Berselang beberapa menit kemudian ditanggapi oleh orangtua siswa yang dengan langsung menanyakan perihal besaran sumbangan yang dipinta.


"Wa'allaikum sallam ibu, sumbangan brp?," tanya ortu siswa.


Tak berselang lama, sang wali kelas pun langsung menjawabnya. 


"Minimal Rp. 50.000," ucap si wali kelas.


Kemudian ditanggapi kembali oleh orangtua siswa lainnya dengan isi pesan whatsapp bertuliskan, "Afdal udh bayar ia bu, sembari menyertakan emoticon salam santun.


Lalu, dibalas kembali pesan whatsapp tersebut oleh sang wali kelas, "Oh nya Bu," dengan masih menggunakan bahasa sunda.


Wakil Kepala Sekolah SMPN2 Pagaden (baju sapari hitam) sedang berbincang dengan Komite.


Dan salah seorang orang tua siswa mengatakan, sebenarnya hasil keputusan ini kalau kata saya bukan hasil keputusan bersama (musyawarah) karna pada saat semua wali murid pada keberatan dengan nominalnya, tetapi ketua komite langsung menyudahi acara musyawarahnya, saya pribadi sebenernya ngerasa aneh dengan adanya iuran ini aja sebenernya kan bukan kewajiban pada murid untuk melakukan iuran, pembiayaan fasilitas sekolah (tembok roboh), masalahnya dana yang ditentukan terlalu besar dengan jumlah seluruh anak SMP 2 Pagaden yang berjumlah 1000 siswa lebih, sekarang kalo di kali 50.000 X 1000= hampir 50juta lebih.


Saat di konfirmasi oleh awak media Global News ke kantor sekolah SMP 2 Pagaden, Kepala Sekolah tidak ada, yang ada Wakasek Dadang bersama komite mengatakan, bahwa dia juga aktif di PWI, gak enak kalo ada pungutan, terus tiba2 pagar roboh kurang lebih 100meter terus ada obrolan kepsek dan komite bahwa mengajukan sumbangan ke orang tua siswa/wali, berdalih kali sumbangan sipatnya keliling pake kardus nu loba na 2000an, akhirnya disiasati di pinta Rp.100,000,ntapi nanti prak Parakan nu mayarna yang gak bayarnya di terima, kedua anak tidak mampu anak LSM anak wartawan jangan di minta, akhirnya dirapatkan lah 100,000, dan disepakati 50,000 ya walaupun ada yang keberatan ada yang minta 20,000 Akhirnya di tetapkan 50,000 per siswa total siswa 1000 lebih jadi ditotal kurang lebih 50.000.000.


Masih kata Komite, nah kalo gini bagus konfirmasi dulu jangan langsung up saja beritanya, jangan seperti media yang kemarin langsung up saja tanpa konfirmasi dulu, dan dia menegaskan yang penting di media itu punya hasil karya tulis tunjukan hasil karya tulis mu, dan menciptakan generasi2 muda yang selalu ditekankan karya tulis jangan cuma keliling modal KTA ucapnya komite.


(Ridho _b'w)